NABIRE - Awal dari tidak profesionalnya kinerja oknum Tni polri yang bertugas di kabupaten Dogiyai, selalu rakyat yang menjadi korban. Korban itu tidak hanya manusianya tetapi juga korban harta benda milik mereka.
Hal ini disampaikan salah satu pemuda Dogiyai Freny Anouw dalam momen Diskusi Forkopimda depan Polres Nabire, sabtu (24/07/21).
Karena itu. Dirinya mengaku semua masalah di Dogiyai, akar masalahnya adalah minuman keras. Oleh karena itu, diminta agar peredaran miras di Dogiyai segera diberantas dengan suatu peraturan daerah tentang pelarangan peredaran miras.
"Akar setiap masalah di Dogiyai itu semua awal dari minuman keras, seperti yang pernah menewaskan beberapa pemuda sejak 1 Januari 2021 lalu. Itu pun terjadi karena miras ini. Maka itu, semua pihak berkewajiban untuk berantas miras ini dengan melahirkan suatu perda tentang pelarangan peredaran miras di Dogiyai, "tegas Anouw.
Menurutnya, setelah perda diterbitkan. Bilaperlu bentuk tim penegakan perda sekaligus bangun beberapa pos di setiap perbatasan antar kabupaten tetangga.
"Kalau peraturan daerah sudah diterbit, kita akan bentuk tim penegak dan kita akan bangun pos penjagaan di perbatasan antar kabupaten tetangga kita, "pinta anouw.
Selain itu, pemuda Dogiyai Benny Goo menegaskan dengan suara yang keras ditempat yang sama (depan Mapolres Nabire), selalu ciptakan kericuhan di Dogiyai adalah Oknum Aparat keamanan, oleh karena itu, diminta aparat keamanan tidak boleh hanya lempar batu sembunyi tangan.
"Yang selalu ciptakan masalah dalam kehidupan masyarakat di Dogiyai itu TNI dan Polri sendiri, jadi tni dan polri itu tidak bisa sembunyikan kesalahannya, "kata Benny.
Lanjut Benny, Kalau Berani Aparat minta kami data dan fakta, kami punya data dan fakta dan itu Kami bisa serahkan bila diperlukan, "tutupnya.