Aleks Waine
Aleks Waine
  • Oct 27, 2021
  • 6889

JDRP2 dan JDP: Dua Fasilitator Kunci Dialog Jakarta-Papua

JDRP2 dan JDP: Dua Fasilitator Kunci Dialog Jakarta-Papua
Foto Ilustrasi Dialog

OPINI - Selama ini salah satu solusi terbaik atas konflik Jakarta-Papua ialah "Dialog Damai". Sayangnya hingga kini Dialog tersebut belum pernah terealisasi. Anehnya sarana untuk menemukan solusi itu sudah ada, namun tidak pernah terwujud, (https://tirto.id/kepergian-neles-tebay-jalur-dialog-jakarta-papua-yang-jadi-sunyi, Rabu, 27-10-2021. Pukul. 12:28 wir)). Rakyat Papua telah dengan konsisten mendorong solusi konflik, bahkan ada pihak-pihak di Jakarta yang mendukung. Namun mengapa sulit terwujud? Fenomena kevakuman perjuangan dialog damai pasca kepergian Pater Neles Tebai, coordinator Jaringan Damai Papua dan DR. Muriddan Wijojo, loordinator Jaringan Damai Jakarta, bukan berarti perjuangan mewujudkana Papua Tanah Damai melaui dan dalam dialog itu telah suram. Dialog tetap menjadi perhatian dan perjuangan bersama.

Secara konseptual skema Dialog Jakarta Papua telah didesaian oleh Pater Neles dengan sistematis, metodis, koheren, dan praktis dalam dua bukunya yaitu Dialog Jakarta-Papua: Sebuah Perspektif Papua, diterbitkan oleh SKP Jayapura pada 2009. Dan buku berikutnya yang merupakan kumpulan 54 artikel-opininya dengan judul Angkat Pena Untuk Dialog Papua, diterbitkan oleh Interfidei Jakarta pada 2012, (https://www.katolikana.com/2020/11/05/meneladani-karya-perdamaian-pastor-neles-tebay-sang-penjaga-damai-di-tanah-papua, Rabu, 27-10-2021. Pukul 12:31 wit). Namun ada sebauh bagian esensial yang sedikit dilupakan oleh Pater Neles. Ada satu bagian penting yang memang sudah disinggung oleh Pater Neles, namun belum ada penekanan yang jelas. Sehingga dirasa bagian tersebut mesti diperjelas di sini. Sehingga Dialog Damai yang diperjuangkan selama ini demi mewujudkan Papua Tanah Damai itu terealisasi sebagimana semestinya. Bagian tersebut ialah Doa Rekonsiliasi.

Sekali lagi memang Doa Rekonsiliasi ini selaluh disinggung oleh Pater Neles dan DR. Muriddan Wijojo namun Doa Rekonsiliasi yang seperti apa? Dan Bagaimana? Belum ada satu panduan yang cukup kompleks dan komprehnsif diutarakan oleh keduanya. Sebab bagian Doa Rekonsiliasi ini merupakan sebuah tahap penentu yang mendukung terwujudnya Dialog Damai. Syukurlah karena bagian yang kurang mendapat penejelasan mendalam ini oleh Jaringan Doa Rekonsiliasi Untuk Pemulihan Papua telah diperjelas secara lebih luas, mendalam, dan jelas. Sehingga kini selain mendorong terwujudnya dialog damai, seluruh rakyat Papua bahkan semua pihak yang peduli soal kemanusiaan di Indonesai-Papua juga bisa mendorong terjadinya Doa Rekonsiliasi di Papua secara kompeks dan komprehnsif melalui Aksi Doa dan Puasa serentak selama 40 hari mulai dari Sorong hingga Samarai.

JDRP2 dan Andilnya Dalam Dialog Jakarta-Papua

Jaringan Doa Rekonsiliasi Untuk Pemulihan Papua atau JDRP2 merupakan suatu Jaringan Doa yang dibentuk Pada Selasa tanggal1 Desember 2020 di Asrama Tunas Harapan Abepura Jayapura. Pembentukan jaringan Doa ini dikenal dengan Deklarasi Pemulihan Bangsa Papua Lahir Baru Dalam Kristus, (Bobii, 2020, hlm. 256). Salah satu tokoh pendiri JDRP2 ialah Sdr. Selpius Bobii seorang Eks-Tapol dan Aktivis HAM. Keanggotaan JPRDP2 meliputi hamba-hamba Tuhan dari dedominasi Gereja di Papua hingga PNG. Menurut Sdr. Selpius Bobii salah satu agenda pokok Jaringan Doa ialah terselenggaranya Aksi Doa Puasa Serentak di Papua mulai dari Sorong hingga Samarai. Dalam dan melaui aksi ini ada tiga hal yang mau dicapai; Pertama Perkabungan Bangsa Papua atas salah dan dosa selama ini, kedua Metanoia atau pertobatan atas salah dan dosa yang diperbuat, Ketiga Memohon Kharisma-Kharisma Demi Hidup yang lebih bermakna, (Bobii, 2020, hlm. 276).

Dalam konteks JDRP2 sebagai Fasilitator pendukung JDP andil yang bisa diterapkan oleh JDRP2 ialah tampil sebagai Fresh Care atau Strelisitas. Dalam artian JDRP2 hadir sebagai Oase atau embun sejuk bagi kedua bela pihak baik Jakarta maupun Papua. JDRP2 melalui konsep dan mekanisme Doa Rekonsiliasinya hadir mendinginkan, mencairkan, menenankan, dan mendamaikan pikiran dan hati orang-orang yang hadir sebagai peserta dan sponsor Dialog Jakarta-Papua.

Hal ini ditimbang teramat perluh sebab bila para pikiran dan hati peserta atau sponsor itu sudah damai, tenang, cair, dan elegan maka proses dialog itu akan berlanusng aman, Nyman, dan damai. Sehingga solusi yang dicari, dipilah, dan dipilih itu juga semata-mata adalah solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak demia kebaikan bersama dan perdamaian semua orang. Jadi sebelum berdialog soal konflik Jakarta-Papua sebijaknya mereka yang menjadi actor dialog terlebih dahulu mengalami kedamaian itu sendiri agar soluis yang diambil juga adalah dan tidak bukan ialah perdamaian sejati itu sendiri.

Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh bersama untuk menjadikan JDPR2 dan JDP sebagai Dua Mata Logam fasilitator Dialog Damai Jakarta-Papua menuju Papua Tanah Damai, Indonesia Jaya;

Pertama, perlu ada kolaborasi, konsolidasi, dan koordinasi antara Koordinator JDRP2 dan JDP (baik Papua maupun Jakarta) yang intens sehingga lahir sebuah skema baru Dialog Damai yang lebih jelas.

Kedua, JDRP2 juga barangkali bisa berpikir untuk menjalin kerja sama ke Forum Komunikasi Umat Beragama baik di Papua tapi juga di Jakarta agar Gerakan Doa Rekonsoliasi ini menjadi Gerakan bersama umat Bergama di Indonesia sebagaimana yang selama ini dilobi oleh Alm. Pater Neles, sehingga terbentuk Jaringan Damai Jakarta yang dipimpin oleh DR. Muriddan. Hal yang sama bisa dipertimbangkan oleh Sdr. JDRP2.

Ketiga, perluh ada pula Seminar khusus mengenai Profil, Esensi, Subtansi, dan Arah Dasar JDRP2 sehingga JDRP2 semakin dikenal oleh kalangan luas. JPD bisa mendukung agenda promosi JDRP2 ini melibatkan SKPC Jayapura untuk menyelenggarakan sebuah Seminar, Webbinar, Sosialisasi, dan Diskusi. Atau juga Lembaga Pendidikan seperti STPK St. Paulus Waena dan STFT “Fajar Timur” Abepura-Papua, dalam hal ini BEM, bisa didekati oleh JDP dan JDRP2 untuk mengdakan kuliah Umum.

Keempat, semua organisasi kemanusiaan yang selama ini berjuang, khususnya 9 aktor dialog yang sudah dibabak oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, 2009) juga mesti merespek eksistensi JDRP2 sebagai sebuah Fasilitator baru dalam konflik Jakarta-Papua berbarengan dengan JDP.

Kelima, semua dedominasi Gereja Papua dan gerakan-gerakan rohani lainnya bisa memasukan agenda Doa dan Puasa Serentak Papua dalam salah satu agenda pokoknya. Khususnya lima Keuskupan di Papua bisa menindaklanjuti Gerakan Doa dan Puasa dalam reksa Pastoral yang ada dipayungi Komisi Liturgi dan Pewartaan.

 Lima saran di atas bisa diperhatikan oleh semua pihak terkait dengan saksama dan konsisten demi terwujudnya Papua Tanah Damai yang menjadi harapan dan kerinduan kita. Sebab eksistensi JDRP2 dalam memfasilitasi konflik Jakarta-Papua bersama JDP mesti menjadi sebuah seruan profetis dan kampenye etis semua insan dan Lembaga yang eksis di tanah Papua, dan Indonesia secara umum.

Dengan demikian mengapa JDRP2 menjadi sebuah falitator dialog Jakarta-Papua yang harus digelorakan dan disuarakan? Sebab Dialog Damai yang selama ini didorong itu akan tersendat-sendat untuk diwujudkan lantaran para peserta dan sponsornya masih berkutat lekat pada Jargonya masing-masing, yakni NKRI “Harga Mati” dan Papua Merdeka “Harga Mati” sehingga dalam dikotomi kontorversial semacam inilah JDRP2 bisa tampil dan hadir sebagai embun sejuk yang menenangkan, mencairkan, dan mendamaikan diri setap orang yang hadir sebagai peserta dan sponsor dialog damai. 

Pendeknya Dilog Damai hanya bisa terwujud biar orang-orang yang berdialog di dalamnya adalah pribadi-pribadi yang cinta damai dan penuh spirit damai. Hal ini bisa terwujud ketika JDRP2 dan JDP menjadi Dua Mata Logam Fasilitator Dialog Damai Jakarta-Papua yang dipercayai dan disepakati resmi oleh semua pihak terkait konflik Jakarta-Papua itu sendiri.

Maka sekali lagi perlu ditekankan bahwa Dialog Damai itu akan sulit terealisasi bila hanya JDP saja yang menjadi fasilitatornya. JDP membutuhkan JDRP2 sebagai jiwa yang membakar api semangat perdamaian dalam diri 9 aktor konflik Jakarta-Papua. Jika demikian maka Papua Tanah Surga dalam perpestif JDRP2 dan Papua Tanah Damai dalam perspektif JDP bukan barang mustahil yang bisa terwujud di Papua, Indonesia, dan Dunia.

Oleh: Siorus Degei 

Refensi:

Bobii Selpius. 2020. Bergulat Menuju Tanah Suci Papua. Wirewit Study Centre. JayapuraTebai Neles. 2009. Dialog Jakarta-Papua: Sebuah Perspektif Papua. SKPC Jayapura.Tebai Neles. 2012. Angkat Pena Untuk Dialog Papua. Interfidei. Jakarta.

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU